BREAKING NEWS :
Loading...

Sosiologi Punya Ibu Kandung

Foto: Ibnu Khaldun
Foto Auguste Comte, Bapak Sosiologi
Pengantar. Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan tentunya sama dengan ilmu pengetahuan yang lainnya, dimana sosiologi lahir memiliki rentetan sejarah yang panjang sehingga akhirnya bisa di akui telah menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Sosiologi diakui menjadi sebuah ilmu pengetahuan, tentunya memiliki prasyarat metode ilmiah yakni: objektif, logis, sistematis dan terukur. Tak pelak lagi, sosiologi telah menjadi sebuah ilmu pengetahuan dibawah oleh beberapa tokoh besar, yang dimana tokoh-tokoh inilah yang menjadi peletak dasar metodologi ilmu sosiologi. Pada abad ke-14 lahir tokoh yang menggunakan prosedur ilmiah untuk mengkaji sebuah masyarakat yakni "Ibnu Khaldun" (1332). Dalam karyanya yang termasyur "Mukadimah" (pendahuluan), ia diakui oleh para ilmuwan barat bahwasanya Ibnu Khaldun satu-satunya ilmuwan muslim yang telah dulu menggunakan prosedur ilmiah dalam mengkaji ilmu sosial khususnya sejarah dan sosiologi, dan bahkan dia diakui sebagai bapak sosiologi muslim sebelum Augeste Comte lahir. Akan tetapi, dalam karyanya, Ibnu Khaldun tidak menamakan sebuah ilmunya salah satu ilmu tersendiri, melainkan hanya mengkaji masyarakat dengan menggunakan prosedur ilmiah. Setelah itu, pada awal abad ke-19, lahirlah ilmuwan yang bernama Isidore Marie Auguste Francois Xavier Comte, (1798) atau yang sering dikenal dengan nama Auguste Comte. Ia dikenal sebagai pencetus pertama nama ilmu sosial yakni "sosiologi", dalam karyanya yang berjudul "The Course of Positive Philoshopy". Dalam karyanya itu, ia menamakan ilmunya dengan sebutan "sosiologi" awalnya iya menamakan dengan sebutan fisika sosial, akan tetapi nama itu telah ada yang lebih dulu memakainya (Saint Simont) sehingga ia menamakan dengan sebutan sosiologi. Atas dasar itu, sehingga Auguste Comte disebut sebagai bapak sosiologi.

Ibnu Khaldun dan Auguste Comte Sebagai Bapak Sosiologi
Tak di pungkiri lagi, sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sosial telah diakui menjadi sebuah ilmu pengetahuan yang mampu berdiri sendiri. Sosiologi tentunya tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada pencetus dasarnya atau yang dikenal dengan Bapak Sosiologi, yakni; Ibnu Khaldun dan Auguste Comte. Kedua tokoh inilah yang diakui peletak dasar ilmu sosiologi dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Jika Ibnu Khaldun menggunakan metodologi Historis dalam mengkaji masyarakat, maka Auguste Comte sama dengan Ibnu Khaldun pula, sebab Auguste Comte juga menggunakan metodologi Historis dalam mengkaji masyarakat, yang dikenal dengan hukum Tiga tahap. Baik Ibnu Khaldun maupun Auguste Comte, sama-sama menjadi peletak dasar ilmu sosiologi dengan tataran tertentu. Akan tetapi, spesialisasi ilmu sosial lebih pada Auguste Comte, sebab ia mampu memberikan satu nama ilmu dalam kajiannya yakni sosiologi. Kedua tokoh filosof inilah, yang dikatakan sebagai bapak sosiologi. 

Sosiologi Punya Ibu Kandung
Kalimat "sosiologi Punya Ibu Kandung" sebenarnya, hasil dari pertanyaan dari penulis yakni, jika sosiologi memiliki ayah atau bapak, lalu siapakah Ibunya? Pertanyaan inilah yang melatar belakangi sehingga penulis akan menguraikan apa maksud dari kalimat sosiologi punya Ibu kandung. Sebuah ilmu, khususnya ilmu pengetahuan duniawi, tentunya memiliki tataran kajian yang lahir dari para pemikir-pemikirnya (filosof), dengan kata lain sebuah ilmu lahir tidak dengan sendirinya melainkan ada yang menjadi peletak dasar ilmu tertentu. Sebagai contoh, ilmu ekonomi, pencetusnya adalah Adam Smith, Antropologi Indonesia pencetusnya Konjaraninkrat, dan ilmu lainnya. Begitu pula dengan sosiologi memiliki pencetus, awal yakni Ibnu Khaldun dan Auguste Comte, sehingga disebut sebagai bapak sosiologi. Selain itu pula, sebuah ilmu ketika memiliki tokoh-tokoh sebagai peletak dasar ilmu tersebut, tentunya ilmuwan itu, memiliki latar belakang filosofi yang dimana sebagai metode untuk melahirkan sebuah ilmu yang baru.  Tak pelak lagi, Filosofi, disatu sisi menjadi ilmu pengetahuan disisi lain menjadi sebuah metode untuk melahirkan ilmu baru, sehingga filosofi dikatakan sebagai induk ilmu pengetahuan, yang dimana memiliki kebenaran. Dengan kata lain, filosofi sebagai ilmu pengetahuan dan metodologi kebenaran, sebab salah satu tokoh filosof yakni Phitagoras pernah mengatakan bahwasanya filosofi artinya ilmu tentang kebijaksanaan atau kebenaran. Dengan demikian Filosofi sebagai induk ilmu pengetahuan, benar adanya, sebab mampu melahirkan ilmu yang baru yang telah teruji kebenarannya. Begitu pula dengan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, tentunya tidak lahir dengan sendirinya, melainkan sosiologi dicetus oleh filosof dengan teknik filosofi, sehingga lahirlah ilmu sosiologi. Sosiologi lahir, dalam filsafat positivisme yang dicetus oleh bapak sosiologi yakni Auguste Comte pada abad ke19, dalam karyanya "The Course of Positive Philoshopy" (1798). Dalam karyanya tersebut Auguste Comte menamakan ilmunya dengan sebutan "sosiologi". Yang dimana terdiri dari dua kata socius dan logos. Socius artinya teman, kawan, atau masyarakat, sedangkan logos artinya ilmu, jadi sosiologi artinya Ilmu tentang masyarakat. Sosiologi Punya Ibu kandung? Tentunya jelas kalimat tersebut, sebab sosiologi lahir dalam rahim filsafat positivisme yang di cetus oleh bapak sosiologi Auguste Comte. Olehnya itu, kita bisa menarik benang merahnya bahwasanya sosiologi disatu sisi memiliki bapak yakni Auguste Comte, disisi lain Sosiologi memiliki Ibu kandung pula yakni filsafat positivisme. Sehingga kalimat "Sosiologi Punya Ibu Kandung" benar-benar adanya, sebab sosiologi lahir dalam rahim filsafat positivisme dan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan benar juga demikian, karena filsafat mampu melahirkan ilmu baru...

0 komentar:

Copyright © 2017 Wacana sosial